MI Plus Mutiara Islam

Qasim bin Muhammad dan Salim bin Abdullah bin Umar

MI Plus Mutiara Islam | Membangun Generasi Qurani Berprestasi
MI Plus Mutiara Islam | Membangun Generasi Qurani Berprestasi

MI Plus Mutiara Islam Surabaya, telah memposting kembali kisah ini :

Orang berilmu adalah amir ditengah tengah masyarakat. Mereka adalah ulil amri bagi umat. Meski tidak memiliki kekuasaan dalam jabatan dan kedudukan dalam pemerintahan tapi mereka adalah rujukan umat untuk bertanya.
Dan seringkali kebijakan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah tidak dapat terlaksana dengan lancar dan baik bila alim ulama tidak diikut sertakan dalam mensosialisasikan kebijakan tersebut.
Adalah dari kota yang penuh cahaya hidayah Madinah Al Munawarah kembali melahirkan putra putra terbaiknya. Dialah Qosim bin Muhammad rahimahullah, cucu dari Sahabat Nabi yang paling utama yaitu Abu Bakar As Shiddiq r.a. sejak muda beliau sudah ditunjuk sebagai imam masjid nabawi ditemani oleh sahabatnya yang juga cucu dari Khalifah Umar bin Khattab r.a yaitu Salim bin Abdullah bin Umar r.a. dua orang pemuda pilihan dari dua generasi pilihan. Sungguh barokah tanah Madinah yang telah menjadi tempat bermukim orang orang utama dan pilihan dari umat ini. Dua ulama ini senantiasa ditaati dan didengar ucapannya, walaupun wilayah dan kekuasaan tidak berada dalam genggaman kedua tangannya.
Orang-orang telah mengangkatnya menjadi pemimpin disebabkan oleh ketakwaan dan wara yang melekat pada diri mereka, dan karena ilmu serta fiqih (pemahaman) yang tersimpan dalam dadanya, serta apa sifat zuhud dan melepaskan diri dari hiruk pikuk persaingan kekuasaan yang kerap terjadi waktu itu. Begitu tinggi keutamaan dua ulama ini hingga para khalifah Bani Umayyah dan para walinya tidaklah memutuskan suatu perkara penting dari urusan Madinah kecuali dengan mengambil pendapat mereka berdua.
Waktu terus berlalu dan kondisi masjid An Nabawi sudah perlu direnovasi karena area untuk menampung jamaah sudah tidak mencukupi, apalagi bila musim ibadah haji tiba. Banyak jamaah yang tidak kebagian tempat , hingga kemudian dari pihak pemerintah memunculkan ide untuk meluaskan masjid An Nabawi. Maka Amirul Mukminin waktu itu yaitu Khalifah Walid bin Abdul Malik bertekad untuk meluaskan masjid An Nabawi. Tapi itu masih berupa mimpi dan angan angan saja kecuali dengan terlebih dulu menghancurkan masjid yang lama dari keempat sisinya dan menghilangkan rumah-rumah istri Nabi SAW dan memasukkannya ke dalam area masjid. Tentu saja ini masalah yang mengundang perhatian khalayak ramai. Tapi Al Walid tidak kehabisan ide, segera ia menghubungi Gubernur Madinah waktu itu yaitu Umar ibnu Abdul Aziz dan menulis surat yang berisi “ Aku berpendapat bahwa untuk meluaskan masjid Rasulullah SAW hingga luasnya menjadi dua ratus hasta kali dua ratus hasta. Maka hancurkanlah keempat temboknya dan masukkanlah kamar-kamar istri Nabi SAW ke dalamnya. Dan belilah rumah-rumah yang ada di sekitarnya. Dan majukanlah kiblatnya bila kamu mampu. Dan sesungguhnya kamu mampu melakukannya karena kedudukan paman-pamanmu dari keluarga al-Khaththaab dan kedudukan mereka dalam hati penduduk Madinah.”
“Apabila penduduk Madinah enggan menjalankan perintahmu itu, maka mintalah bantuan kepada Qasim bin Muhammad dan Salim bin Abdullah bin Umar, ikutkanlah mereka berdua dalam urusan ini. Bayarlah harga rumah-rumah mereka yang tergusur dengan penuh kedermawanan.Sesungguhnya kamu memiliki dua pendahulu yang jujur/benar dalam hal tersebut, mereka yaitu Umar bin Khaththaab dan Utsman bin Affan.”
Umar ibn Abdul Aziz lalu memusyawarahkan surat tersebut dengan Qasim bin Muhammad dan Salim bin Abdullah serta sejumlah tokoh penduduk Madinah. Ia membacakan surat amirul mukminin Walid bin Abdul Malik kepada mereka. Karena ini sangat baik untuk kemaslahatan umat maka mereka juga merasa gembira dengan tekad khalifah dan bersegera melaksanakannya
Qasim bin Muhammad adalah orang yang paling menyerupai kakeknya yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq r.a, hingga orang-orang berkata, “Abu Bakar tidak melahirkan seorang anak yang lebih mirip dengannya dari pemuda ini.”
Hendaknya ini menjadi peringatan bagi kita bahwa sangat penting bagi elite pemerintahan untuk mengambil nasihat dan saran dari ulama karena mereka adalah panutan dan teladan ditengah tengah umat dan merugilah mereka yang tidak suka mendengar nasihat dari para ulama.

MI Plus Mutiara Islam Surabaya, telah memposting kembali kisah ini .
Bagikan ke teman :
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...