MI Plus Mutiara Islam

Ulama yang besar di pangkuan Aisyah r.a

MI Plus Mutiara Islam | Membangun Generasi Qurani Berprestasi
MI Plus Mutiara Islam | Membangun Generasi Qurani Berprestasi

MI Plus Mutiara Islam Surabaya, telah memposting kembali kisah ini :

Ulama Tabi’in yang satu ini masuk dalam daftar Al Fuqoha As Sab’ah(tujuh ahli fiqh) di Kota Madinah pada zaman itu. Dia Ulama yang mewarisi pikiran yang cerdas, lemah lembut dan wara’. Sama seperti yang dimiliki oleh kakeknya, yaitu sahabat Abu Bakar As Shiddiq r.a.
sedangkan bibinya sudah tentu adalah Ummul Mukminin Aisyah r.a, wanita paling fakih pada zamannya dan seorang perempuan yang cerdas luar biasa dalam menyerap dan menimba ilmu dari suaminya, Rasulullah SAW. yang sedang kita bicarakan adalah Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar ash-Shiddiq r.a
Qasim bin Muhammad seseorang yang selalu mencerminkan taqwa dalam setiap perbuatannya. Menjadikan zuhud jalan hidupnya. Wara’ sebagai penghias wataknya dan ilmu sebagai teman sejatinya. Ulama Tabi’in ini lahir pada masa Khalifah Utsman bin Affan r.a, masa itu adalah masa yang penuh cobaan karena datangnya fitnah yang berakhir dengan pembunuhan Amirul Mukminin Utsman bin Affan r.a. perselisihan terus berlanjut antara Imam Ali bin Abi Thalib Kar.waj dengan Muawiyah r.a karena perbedaan ijtihad diantara mereka. Banyak kaum muslimin merasa bingung dengan adanya badai coban besar yang menimpa umat Islam tersebut. Karena kondisi yang tidak baik tersebut maka saudara saudara dari Qasim bin Muhammad berinisiatif untuk pindah menuju Mesir disamping karena ayah mereka ditugaskan oleh Khalifah Ali untuk menjadi Gubernur di tanah Mesir .
Tapi rupanya keadaan tidak menjadi baik seperti yang keluarga Qasim bin Muhammad inginkan, karena fitnah terus saja mendera dan mengintai mereka sehingga mengakibatkan sang ayah tercinta harus mengalami tragedi pembunuhan yang keji dari lawan lawan politiknya. Maka lengkap sudah berbagai derita menyelimuti Qasim bin Muhammad. Dan kini satu satunya jalan yang masih memungkinkan adalah kembali ke Madinah. Adalah pamannya sendiri yang bernama Abdurrahman yang menjemputnya untuk kembali ke Madinah. Tiba di Madinah ia tinggal bersama bibinya tercinta Aisyah r.a, dan dari wanita paling alim dan paling memahami sunnah inilah ia memperoleh ilmu yang sangat luar biasa dalamnya. Aisyah r.a mengajarinya penuh dengan kasih sayang dan kelembutan seperti anak kandung sendiri. Sering pula wanita mulia ini menyuapi Qasim bin Muhammad dan saudara perempuannya dengan tangannya sendiri dan ia tidak akan makan sebelum keponakannya merasa kenyang.
Qosim bin Muhammad pernah bercerita “Aku tidak pernah melihat seorang ibu dan seorang ayah sekalipun yang lebih banyak berbuat kebajikan dan tidak pula lebih banyak kasih sayangnya dari pada dia.Ia menyuapi kami dengan tangannya dan ia tidak ikut makan bersama kami dan apabila ada sedikit makanan kami yang tersisa ia pun memakannya.
Ia mengasihi kami sebagaimana seroang ibu mengasihi bayi yang disapihnya. Ia mamandikan kami dan menyisir rambut kami. Ia juga memakaikan baju putih bersih kepada kami.
Ia tidak pernah berhenti menganjurkan kami atas kebaikan dan melatih kami melakukannya, ia melarang kami dari kejahatan dan membawa kami untuk meninggalkannya.
Ia membiasakan mentalqin kitab Allah kepada kami sekemampuan kami dan menjadikan kami meriwayatkan hadits Rasul SAW apa yang kami hafal.
Pada dua hari raya ia bertambah kebajikannya dan hadiahnya kepada kami.
Di sore hari Arafah ia mencukur rambutku , memandikan aku dan adik perempuanku dan apabila pagi telah tiba ia pun memakaikan baju baru kepada kami, dan mengirim kami ke masjid untuk menunaikan shalat Id. Dan apabila kami telah pulang, ia lantas mengumpulkan aku dan adik perempuanku lalu memotong kurban di hadapan kami.”
Inilah hasil didikan dari seorang wanita mulia nan alim, sungguh telah membuahkan kebajikan yang terus mengalir pada sang murid. Hingga sang murid yang juga keponakannya sendiri menjadi Ulama besar yang menjadi panutan dan menjadi teladan bagi umat ini.

MI Plus Mutiara Islam Surabaya, telah memposting kembali kisah ini .
Bagikan ke teman :
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...