MI Plus Mutiara Islam

Pelajaran dari Kisah Penciptaan Nabi Adam a.s (1)

MI Plus Mutiara Islam | Membangun Generasi Qurani Berprestasi
MI Plus Mutiara Islam | Membangun Generasi Qurani Berprestasi

MI Plus Mutiara Islam Surabaya, telah memposting kembali kisah ini :

Allah SWT berfirman di QS Al Baqarah ayat 34 “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat “Bersujudlah kamu kepada Adam!” maka mereka semua pun bersujud kecuali Iblis. Dia enggan dan menyombongkan diri, dan dia termasuk dalam golongan orang-orang kafir”
Ayat diatas menerangkan beberapa permasalahan yang sangat menakjubkan dan peristiwa yang sangat dahsyat.
Semua ini dihadapi oleh Adam a.s dan didengar oleh segenap rasul-rasul,nabi-nabi serta para malaikat. Apa maksud dari sujud yang diinginkan Allah dari para malaikat ini? Apakah sujud diperbolehkan kepada selain Allah? Didalam sebuah hadits dikatakan bahwa sahabat Muaz bin Jabal r.a datang dari negeri Syam,lalu ia berkata “Wahai Rasulullah, saya melihat orang-orang asing bersujud kepada raja-raja mereka dan kami lebih baik bersujud kepada anda” maka Rasulullah SAW bersabda “Kalau sekiranya aku (diperbolehkan) untuk memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain,niscaya aku akan menyuruh seorang istri bersujud kepada suaminya,karena betapa besarnya hak seorang suami terhadap istrinya. Akan tetapi sujud hanyalah kepada Allah”
Sujud hanyalah kepada Allah SWT. Adapun sujud yang dilakukan oleh para malaikat kepada Adam hanyalah sujud penghormatan.Setiap kali kita meletakkan kening di atas tanah setiap kali itu pula Allah meninggikan derajat kita. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tsauban,dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda “Sesungguhnya tidaklah kamu melakukan sekali sujud kepada Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dengannya” (HR. Muslim).
Dan diriwayatkan pula dari Rabi`ah Al Aslami,bahwa ia berkata”saya berkata kepada Rasulullah “saya bercita-cita hendak menemani Anda di surga kelak”. Maka Rasulullah SAW menjawab “Maka bantulah aku mengatasi dirimu dengan banyak bersujud” (HR. Muslim).
Setiap kali kita bersujud kepada Allah,setiap kali itu pula Ia meninggikan derajat kita. Dan setiap kali kita membebaskan diri dari penghambaan kepada selain Allah (baik penghambaan kepada jabatan,thaghut,pangkat,tahta dan harta kekayaan) setiap kali itu pula kita tengah mendaki menuju tingkatan-tingkatan penghambaan kepadaNya.
Lalu apakah sujud yang dilakukan oleh para malaikat untuk Adam a.s serupa dengan sujud yang kita lakukan ketika sholat ? Para Ulama memberi dua jawaban atas masalah ini. Pertama,maksud sujud malaikat disini adalah merunduk dan menunduk, yaitu merundukkan dan merendahkan kepalanya. Kedua,maksud sujud disini adalah bersujud ke bumi. Jadi pada hakikatnya bersujud kepada Allah juga. Akan tetapi,disini sebagai penghormatan kepada Adam dan dalam rangka memenuhi perintah Allah.
Pendapat yang kedua adalah pendapat yang lebih benar karena bersujud pada syariat umat sebelum kita merupakan bentuk penghormatan sebagaimana firman Allah ketika menerangkan kisah Yusuf a.s “Dan ia (Yusuf) menaikkan kedua orangtuanya ke atas singgasana. Lalu mereka semua merendahkan diri dan bersujud kepada Yusuf” (QS Yusuf ayat 100). Sedangkan pada syariat kita bersujud hanyalah kepada Allah. Tidak ada kata sujud kepada seorang pembesar dari jenis apapun, dan tidak boleh merendahkan diri kepadanya, karena merendahkan diri terlarang dan tidak diperbolehkan.
Kemudian beberapa Ulama seperti Imam Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim, dan Ulama lainnya mengemukakan beberapa permasalahan lainnya seperti siapakah yang lebih baik dan lebih mulia, malaikat ataukah manusia ?
Sebagian Ulama berpendapat bahwa para malaikat lebih mulia dan lebih baik daripada manusia karena mereka lebih dekat kepada Allah, dan Allah juga telah meninggikan kedudukan serta derajat mereka. Di samping itu,Allah juga tidak menjadikan syahwat ada pada diri mereka. Mereka hanya mempunyai akal tetapi tidak mempunyai syahwat, sementara manusia memiliki syahwat dan juga akal, sedangkan binatang memiliki syahwat dan tidak memiliki akal. Diantara keutamaan para malaikat yang lain adalah,bahwa mereka senantiasa bertasbih pada waktu siang dan malam,dan mereka tidak pernah merasa letih dan jemu. Setiap malaikat senantiasa bersujud kepada Allah hingga hari kiamat datang. Ada juga malaikat yang memiliki berbagai keistimewaan yang sangat menakjubkan.
Para ulama beralasan dengan sejumlah dalil diantaranya bahwa para malaikat memintakan ampun kepada Allah untuk para penghuni bumi. Tentunya orang yang lebih mulia dan lebih baiklah yang memintakan ampunan atas orang yang lebih rendah dan bukan justru orang yang lebih rendah memintakan ampunan atas orang yang lebih baik dan lebih mulia.
Namun ada juga sebagian ulama yang berpendapat bahwa manusia lebih mulia dan lebih baik daripada malaikat karena mereka dibekali dengan syahwat yang mesti mereka lawan dan perangi, yaitu merekalah orang-orang shalih. Sedangkan orang-orang kafir mereka tidak lebih baik dari pada hewan. Allah SWT berfirman “Mereka itu (kaum kafir) tidak lain hanyalah seperti binatang melata atau bahkan mereka lebih sesat (buruk) lagi (QS Al Furqon ayat 44). Imam Ibnu Taimiyah berkata “Ibrah (pelajaran) itu ada pada penghabisan yang sempurna bukan pada permulaan yang berkekurangan”.

MI Plus Mutiara Islam Surabaya, telah memposting kembali kisah ini .
Bagikan ke teman :
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...